PeNGENALAN SPRAYER
(LaporanPraktikum MekanisasiPertanian)
Oleh
Dwi saputra
1514121097
Kelompok 8
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2016
I.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dalam proses
produksi budidaya tanaman pasti terdapat kendala mulai dari persiapan lahan
sampai penanganan pasca panen. Kendala-kendala tersebut dapat diatasi dengan
memperhatikan petunjuk dan prosedur serta pengalaman yang telah dilakukan.
Salah satu kegiatan dalam proses budidaya diantaranya adalah kegiatan
penyiraman
Penggunaan
pestisida terutama DDT mulai menimbulkan reaksi yang berbahaya. Pemakaian yang
terus menerus mengakibatkan dampak negatif bagi manusia, hewan ternak, musuh
alami dan serangga yang berguna lainnya. Namun dengan teknologi dan ilmu pengetahuan
yang semakin berkembang, dampak negatif tersebut dapat ditekan dengan pemakaian
yang tepat dan sesuai prosedur.
Keberhasilan
penggunaan pestisida sangat ditentukan oleh teknik aplikasi yang tepat,
Penggunaan jenis alat semprot dan mengetahui jumlah larutan yang harus
disemprotkan per satuan luas, dan/atau tipe nozzle apa yang harus digunakan
dapat dengan mudah ditentukan berdasarkan perhitungan. Sedangkan untuk
kecepatan berjalan penyemprot, khususnya untuk alat semprot yang digendong,
sulit untuk dapat diatur atau diubah. Oleh karena itu, diperlukan adanya
perhitungan dan percobaan mengenai tipe-tipe alat semprot, volume semprot,
dosis, dan aplikasi yang tepat.
1.2. Tujuan
Percobaan
Adapun
tujuan dari dilakukannya percobaan ini adalah:
1.
Mahasiswa
dapat mengetahui sprayer beserta prinsip kerjanya.
2.
Mahasiswa
dapat mengetahui jenis jenis sprayer.
3.
Mahasiswa
dapat mengetahui bagian-bagian dari sprayer beserta fungsinya.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan
tenaga yang digunakannya alat penyemprot dibedakan menjadi alat penyemprot
dengan tenaga tangan (handsprayer), dan alat penyemprot dengan pompa tekanan
tinggi. Kinerja sprayer sangat ditentukan kesesuaian ukuran droplet aplikasi
yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu sehingga sesuai dengan
ketentuan penggunaan dosis pestisida yang akan disemprotkan (Hidayat, 2001).
Dari
hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa jenis sprayer yang banyak digunakan
petani di lapangan adalah jenis hand sprayer (tipe pompa), namun hasilnya
kurang efektif, tidak efisien dan mudah rusak. Hasil studi yang dilakukan oleh
Departemen Pertanian pada tahun 1997 di beberapa tempat di Indonesia
menunjukkan bahwa sprayer tipe gendong sering mengalami kerusakan.
Komponen-komponen sprayer yang sering mengalami kerusakan tersebut antara lain
: tabung pompa bocor, batang torak mudah patah, katup bocor, paking karet
sering sobek, ulir aus, selang penyalur pecah, nozzle dan kran sprayer mudah
rusak, tali gendong putus, sambungan las korosi, dsb. (Dirjen Tanaman Pangan,
1977).
Disamping masalah pada
perangkat alatnya, masalah lain adalah kebanyakan pestisida yang diaplikasikan
tidak sesuai (melebihi) dari dosis yang direkomendasikan dan ini salah satunya
disebabkan oleh disain sprayer yang kurang menunjang aplikasi (Mimin, et.al.,
1992).
Umumnya kriteria yang
banyak diutamakan pemakai adalah kriteria jaminan ketersediaan suku cadang,
keamanan dalam penggunaan alat, ekonomis, kapasitas dan kepraktisan. Demikian pula
kesimpulan dari hasil penelitian (Mimin et.al. 1992)
Keberhasilan
aplikasi herbisida ditentukan oleh beberapa hal antara lain gulma sasaran,
cuaca, jenis herbisida yang digunakan dan tata cara aplikasinya. Syarat pengaplikasian
herbisida juga harus sesuai dengan kondisi dilapangan.Sebelum melakukan aplikasi
herbisida terlebih dahulu harus mengetahui gulma sasaran dan tanaman yang
dibudidayakansertasifat – sifatnya.Jenis herbisida juga penting untuk diketahui
apakah sesuai untuk mengendalikan gulma sasaran dan tidak meracuni tanaman serta
bagaimana herbisida tersebut diaplikasikan.Selain itu,faktor lain
yang sangat menentukan keberhasilan suatu aplikasi herbisida adalah cuaca, alat
yang digunakan dan orang yang mengaplikasikan herbisida tersebut. Apabila hal –hal
tersebut sudah dilaksanakan dengan baik maka aplikasi herbisida juga dilapangan
diharapkan dapat baik pula (Djojosumarto,
2000).
Alat yang digunakan dalam pengaplikasian herbisida adalah alat penyemprot
atau sprayer. Alat penyemprot herbisida yang
paling banyak digunakan adalah alat penyemprot punggung. Sebelum melakukan pengendalian
gulma, terlebih dahulu sprayer dikalibrasi. Kalibrasi dilakukan untuk menghindaripemborosanherbisida, memperkecilterjadinyakeracunanpadatanamanakibatpenumpukanherbisida, dan memperkecilpencemaranlingkungan (Yakup,dkk, 1991).
III.
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Waktu
dan Tempat
Praktikum ini
dilakukam pada hari selasa, 27 september 2016 bertempat di Laboratorium Daya
dan Alat Mesin Pertanian (DAMP), Jurusan
Teknik Pertanian Universitas Lampung.
3.2 Alat
dan Bahan
Adapun alat dan bahan
yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1.
Hand
Sprayer
2.
Knapsack
sprayer
3.3 Prosedur
Percobaan
Berikut adalah diagram alir prosedur percobaan
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Pengamatan
Dari percobaan yang telah dilakukan maka didapat data
sebagai berikut .
No.
|
Flourate (ml/s)
|
Vair (ml)
|
V rata rata (ml)
|
Dosis Pupuk (gr)
|
1
|
5,15
|
12622,54
|
22376,32
|
|
2
|
9753,78
|
Dik : Volume air :
1700 ml
Waktu :
5 menit 30 detik = 330 s
Lebar kerja :
60 cm = 0,6 m
Kecepatan Kerja 1 :
9,19 m/menit = 0,153 m/s
Kecepatan Kerja 2 :
11,9 m/menit = 0,198 m/s
Luas lahan :
15 m x 15 m = 225 m2
Kadar rekomendasi :
75 gr/ha = 7,5 x 10 -3 = 0,075 gr/m
Kapasitas tangki :
1700 ml
Dit : Dosis pupuk yang digunakan ?
Jawab :
Fluorate = V/t = 1700 ml / 330s = 5,15 m/s
V air1 = Flourate x Luas lahan
Luas kerja x
Kecepatan Kerja
= 5,15 ml/s x 225 m2 = 12622,54 ml
0,6 m x 0,153 m/s
V air2 = Flourate x Luas lahan
Luas kerja x
Kecepatan Kerja
= 5,15 ml/s x 225 m2 = 9753,78 ml
0,6 m x 0,198 m/s
V rata rata = V air 1 x V air 2
2
= 12622,54 ml x 9753,78 ml= 22376,32 ml
2
Dosis = Kadar
rekomendasi x Kapasitas tangki
V air
= 0,0075 gr/m2 x 1700 ml = 0,0005697 gr
22376,32 ml
4.2. Pembahasan
Fungsi utama
sprayer adalah untuk memecahkan cairan yang disemprotkan menjadi tetesan kecil
(droplet) dan mendistribusikan secara merata pada objek yang
dilindungi.Kegunaan khusus sprayer sebagai berikut: Menyemprotkan insektisida
untuk mencegah dan memberantas hama,
Menyemprotkan
fungisida untuk mencegah dan memberantas penyakit, Menyemprotkan herbisida
untuk mencegah dan memberantas gulma, Menyemprotkan pupuk
cairan. Menyemprotkan cairan hormon pada tanaman untuk tujuan tertentu.
Fungsi lainnya dari nozzle adalah untuk
menentukan ukuran butiran semprot (droplet size), Mengatur flow rate (angka
curah), mengatur distribusi semprota, yang dipengaruhi oleh Pola semprotan, sudut
semprotan, dan lebar semprotan. Sprayer memiliki tujuan untuk mampu melakukan
kalibrasi serta mnentukan jumlah pelarut untuk kebutuhan budidaya tanaman
tertentu.
Bagian-bagian Bagian-bagian utama
sprayer secara umum meliputi nozzle, pompa, pipa penyalur, saringan, tangki
cairan dan sebagian dilengkapi dengan alat pengukur tekanan serta klep pengatur
semprotan. Dari bagian-bagian di atas, nozzle meruapakan bagian yang
terpenting.
Nozzle adalah bagian sprayer yang
menentukan karakteristik semprotan ; yaitu pengeluaran, sudut penyemprotan,
lebar penutupan, pola semprotan, dan pola penyebaran yang dihasilkan. Nozzle
dibuat dalam bermacam-macam disain. Setiap tipe butiran cairan yang khas
dihasilkan oleh nozzle yang khas sesuai dengan kebutuhan.
Jenis-jenis sprayer untuk keperluan
pertanian dikenal dengan 3 jenis sprayer, yakni knapsack
sprayer, motor sprayer, dan CDA
sprayer.
1) Knapsack Sprayer
Knapsack sprayer atau dikenal dengan
alat semprot punggung. Sprayer ini paling umum digunakan oleh petani
hampir di semua areal pertanian padi, sayuran, atau diperkebunan.Prinsip
kerjanya adalah :Larutan dikeluarkan dari tangki akibat dari adanya tekanan
udara melalui tenaga pompa yang dihasilkan oleh gerakan tangan penyemprot. Pada
waktu gagang pompa digerakan, larutan keluar dari tangki menuju tabung udara
sehingga tekanan di dalam tabung meningkat. Keadaan ini menyebabkan larutan
pestisida dalam tangki dipaksa keluar melalui klep dan selanjutnya diarahkan
oleh nozzle bidang sasaran semprot. Tekanan udara yang dihasilkan oleh pompa
diusahakan konstant, yaitu sebesar 0,7 – 1,0 kg/cm2 atau 10-15 Psi. Tekanan
sebesar itu diperoleh dengan cara mempompa sebanyak 8 kali. Untuk menjaga
tekanan tetap stabil, pemompaan dilakukan setiap berjalan 2 langkah pompa harus
digerakan sekali naik-turun. Kapasitas tangki knapsack sprayer bervariasi
berkisar antara 13, 15, 18, 20 tergantung mereknya. Contoh knapsack sprayer
antara lain Merek Solo, Hero, CP 5, Matabi, Berthoud, dan PB.
2) Motor Sprayer
Sprayer jenis ini mengunakan mesin
sebagai tenaga penggerak pompanya yang
berfungsi untuk mengeluarkan larutan
dalam tangki. Cara penggunaan motor sprayer bervariasi tergantung jenis dan
mereknya, antra lain digendong di punggung, ditarik dengan kendaraan, diletakan
di atas tanaH, dibawa pesawat terbang, dan sebagainya. Contoh motor sprayer
adalah mist blower power sprayer, dan boom sprayer.Keuntungan dengan
menggunakan motor sprayer terutama kapasitasnya sangat luas dengan waktu yang
relatif singkat, dapat menembus gulma sasaran walaupun sangat lebat dan minim
tenaga kerja.
Kelemahannya :
a. Harganya relatif mahal dan biaya
pengoprasian serta perawatannya yang juga mahal.
b. Tidak dianjurkan pada tanaman
yang masih muda karena dikhawatirkan drift merusak tanaman.
c. Motor sprayer harus dirawat
secara rutin meliputi servis, penggantian suku cadang,
dll.
3) CDA Sprayer
Berbeda dengan 2 jenis sprayer
sebelumnya, CDA sprayer tidak menggunakan
tekanan udara untuk menyebarkan
larutan semprot ke bidang semprot sasaran, melainkan
berdasarkan gaya grafitasi dan
putaran piringan.Cara kerjanya adalah: larutan mengalir dari tangki melalui
selang menuju nozzle, diterima oleh putaran piringan bergerigi (spining disc),
dan disebarkan ke arah bidang sasaran. Putaran piring digerakan oleh dinamo
dengan sumber tenaga bater 12 volt. Putaran piringan sebesar 2.000 rpm dan
butiran yang keluar seragam dengan ukuran 250 mikron. Ukuran 250 mikron
merupakan ukuran optimal untuk membasahi permukaan gulma.
Berdasarkan keseragaman bentuk
butiran yang dihasilkan maka alat semprot ini disebuat CDA (controlled Droplet
Application). Contoh CDA sprayer antara lain: Mikron herbi 77, Samurai, dan
Bikrky
Prinsip kerja hand spayer dan
knapsack larutan dikeluarkan dari tangki akibat dari adanya tekanan udara
melalui tenaga pompa yang dihasilkan oleh gerakan
tangan penyemprot. Pada waktu gagang pompa
digerakan, larutan keluar dari tangki menuju tabung udara sehingga tekanan di
dalam tabung meningkat. Keadaan ini menyebabkan larutan pestisida dalam tangki
dipaksa keluar melalui klep dan selanjutnya diarahkan oleh nozzle bidang
sasaran semprot.
Tekanan udara yang dihasilkan oleh
pompa diusahakan konstant, yaitu sebesar 0,7 – 1,0 kg/cm2 atau 10-15 Psi.
Tekanan sebesar itu diperoleh dengan cara mempompa sebanyak 8 kali. Untuk
menjaga tekanan tetap stabil, pemompaan dilakukan setiap berjalan 2 langkah
pompa harus digerakan sekali naik-turun. Kapasitas tangki knapsack sprayer
bervariasi berkisar antara 13, 15, 18, 20 tergantung mereknya. Contoh knapsack
sprayer antara lain Merek Solo, Hero, CP 5, Matabi, Berthoud, dan PB.
V.
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan
yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
1.
Terdapat
beberapa jenis sprayer dibedakan sprayer yang digerakkan dengan tangan dan
sprayer yang menggunakan motor penggerak.
2.
Sprayer
merupakan alat yang digunakan untuk pemberian pupuk cair pada tanaman.
3.
Bagian
bagian utama dalam sprayer adalah tabung sprayer, nosel, dan pompa sprayer.
4.
Setelan nozzle mempengaruhi keefektifan
penggunaan pestisida
5.
Knapsack maupun hand sprayer tidak akan
optimal apabila tabung udara bocor
DAFTAR PUSTAKA
Deptanpang. 1977. Alat dan mesin pertanian untuk
proteksi tanaman pangan.
Departemen Pertanian Republik Indonesia.
Departemen Pertanian Republik Indonesia.
Djojosumarto,
Panut. 2000. Teknik Aplikasi Pestisida
dalam Bidang Pertanian.Kanisius: Yogyakarta
MiminMuhaemin, Ade Moetangad, RoniKastaman,
DediPrijatna. 1992. Rancang Bangun danP
engujian Sprayer Elektrostatik Piringan Berputar.Laporan Penelitian.
Lembaga Penelitian UNPAD.
Press,
Jakarta.
Sukma,Y.
danYakup, 1991. Gulma dan Teknik Pengendaliannya.Rajawali
LAMPIRAN
1. Hand
Sprayer
1. Knapsack
Sprayer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar