Senin, 21 November 2016

Laporan Praktikum Mekanisasi Pertanian PeNGENALAN SPRAYER






PeNGENALAN SPRAYER
(LaporanPraktikum MekanisasiPertanian)







Oleh

Dwi saputra
1514121097
Kelompok 8






logo-unila-bw.jpg




JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016



I.                   PENDAHULUAN


1.1.  Latar Belakang

Dalam proses produksi budidaya tanaman pasti terdapat kendala mulai dari persiapan lahan sampai penanganan pasca panen. Kendala-kendala tersebut dapat diatasi dengan memperhatikan petunjuk dan prosedur serta pengalaman yang telah dilakukan. Salah satu kegiatan dalam proses budidaya diantaranya adalah kegiatan penyiraman

Penggunaan pestisida terutama DDT mulai menimbulkan reaksi yang berbahaya. Pemakaian yang terus menerus mengakibatkan dampak negatif bagi manusia, hewan ternak, musuh alami dan serangga yang berguna lainnya. Namun dengan teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang, dampak negatif tersebut dapat ditekan dengan pemakaian yang tepat dan sesuai prosedur.

Keberhasilan penggunaan pestisida sangat ditentukan oleh teknik aplikasi yang tepat, Penggunaan jenis alat semprot dan mengetahui jumlah larutan yang harus disemprotkan per satuan luas, dan/atau tipe nozzle apa yang harus digunakan dapat dengan mudah ditentukan berdasarkan perhitungan. Sedangkan untuk kecepatan berjalan penyemprot, khususnya untuk alat semprot yang digendong, sulit untuk dapat diatur atau diubah. Oleh karena itu, diperlukan adanya perhitungan dan percobaan mengenai tipe-tipe alat semprot, volume semprot, dosis, dan aplikasi yang tepat.



1.2.  Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari dilakukannya percobaan ini adalah:
1.        Mahasiswa dapat mengetahui sprayer beserta prinsip kerjanya.
2.        Mahasiswa dapat mengetahui jenis jenis sprayer.
3.        Mahasiswa dapat mengetahui bagian-bagian dari sprayer beserta fungsinya.







II.                TINJAUAN PUSTAKA


Berdasarkan tenaga yang digunakannya alat penyemprot dibedakan menjadi alat penyemprot dengan tenaga tangan (handsprayer), dan alat penyemprot dengan pompa tekanan tinggi. Kinerja sprayer sangat ditentukan kesesuaian ukuran droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu sehingga sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis pestisida yang akan disemprotkan (Hidayat, 2001).

Dari hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa jenis sprayer yang banyak digunakan petani di lapangan adalah jenis hand sprayer (tipe pompa), namun hasilnya kurang efektif, tidak efisien dan mudah rusak. Hasil studi yang dilakukan oleh Departemen Pertanian pada tahun 1997 di beberapa tempat di Indonesia menunjukkan bahwa sprayer tipe gendong sering mengalami kerusakan. Komponen-komponen sprayer yang sering mengalami kerusakan tersebut antara lain : tabung pompa bocor, batang torak mudah patah, katup bocor, paking karet sering sobek, ulir aus, selang penyalur pecah, nozzle dan kran sprayer mudah rusak, tali gendong putus, sambungan las korosi, dsb. (Dirjen Tanaman Pangan, 1977).

Disamping masalah pada perangkat alatnya, masalah lain adalah kebanyakan pestisida yang diaplikasikan tidak sesuai (melebihi) dari dosis yang direkomendasikan dan ini salah satunya disebabkan oleh disain sprayer yang kurang menunjang aplikasi (Mimin, et.al., 1992).
Umumnya kriteria yang banyak diutamakan pemakai adalah kriteria jaminan ketersediaan suku cadang, keamanan dalam penggunaan alat, ekonomis, kapasitas dan kepraktisan. Demikian pula kesimpulan dari hasil penelitian (Mimin et.al. 1992)

Keberhasilan aplikasi herbisida ditentukan oleh beberapa hal antara lain gulma sasaran, cuaca, jenis herbisida yang digunakan dan tata cara aplikasinya. Syarat pengaplikasian herbisida juga harus sesuai dengan kondisi dilapangan.Sebelum melakukan aplikasi herbisida terlebih dahulu harus mengetahui gulma sasaran dan tanaman yang dibudidayakansertasifat – sifatnya.Jenis herbisida juga penting untuk diketahui apakah sesuai untuk mengendalikan gulma sasaran dan tidak meracuni tanaman serta bagaimana herbisida tersebut diaplikasikan.Selain itu,faktor lain yang sangat menentukan keberhasilan suatu aplikasi herbisida adalah cuaca, alat yang digunakan dan orang yang mengaplikasikan herbisida tersebut. Apabila hal –hal tersebut sudah dilaksanakan dengan baik maka aplikasi herbisida juga dilapangan diharapkan dapat baik pula (Djojosumarto, 2000).

Alat yang digunakan dalam pengaplikasian herbisida adalah alat penyemprot atau sprayer.  Alat penyemprot herbisida yang paling banyak digunakan adalah alat penyemprot punggung.  Sebelum melakukan pengendalian gulma, terlebih dahulu sprayer dikalibrasi.  Kalibrasi dilakukan untuk menghindaripemborosanherbisida, memperkecilterjadinyakeracunanpadatanamanakibatpenumpukanherbisida, dan memperkecilpencemaranlingkungan (Yakup,dkk, 1991).







III.             METODOLOGI PERCOBAAN


3.1    Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakukam pada hari selasa, 27 september 2016 bertempat di Laboratorium Daya dan Alat  Mesin Pertanian (DAMP), Jurusan Teknik Pertanian Universitas Lampung.


3.2    Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1.         Hand Sprayer
2.         Knapsack sprayer


3.3    Prosedur Percobaan
Berikut adalah diagram alir prosedur percobaan
 

 




IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1.   Data Pengamatan

Dari percobaan yang telah dilakukan maka didapat data sebagai berikut .
No.
Flourate (ml/s)
Vair (ml)
V rata rata (ml)
Dosis Pupuk (gr)
1

5,15
12622,54

22376,32

2
9753,78

Dik : Volume air              : 1700 ml
Waktu                     : 5 menit 30 detik = 330 s
Lebar kerja              : 60 cm = 0,6 m
Kecepatan Kerja 1  : 9,19 m/menit = 0,153 m/s
Kecepatan Kerja 2  : 11,9 m/menit = 0,198 m/s
Luas lahan              : 15 m x 15 m = 225 m2
Kadar rekomendasi : 75 gr/ha = 7,5 x 10 ­-3 = 0,075 gr/m
Kapasitas tangki     : 1700 ml
Dit : Dosis pupuk yang digunakan ?
Jawab :
Fluorate = V/t = 1700 ml / 330s = 5,15 m/s
V air1 = Flourate x Luas lahan
 Luas kerja x Kecepatan Kerja
= 5,15 ml/s x 225 m2   = 12622,54 ml
 0,6 m x 0,153 m/s

V air2 = Flourate x Luas lahan
 Luas kerja x Kecepatan Kerja
= 5,15 ml/s x 225 m2   = 9753,78 ml
 0,6 m x 0,198 m/s

V rata rata = V air 1 x V air 2
2
= 12622,54 ml x 9753,78 ml= 22376,32 ml
2

Dosis  = Kadar rekomendasi x Kapasitas tangki
 V air
= 0,0075 gr/m2 x 1700 ml   = 0,0005697 gr
22376,32 ml


4.2.  Pembahasan
Fungsi utama sprayer adalah untuk memecahkan cairan yang disemprotkan menjadi tetesan kecil (droplet) dan mendistribusikan secara merata pada objek yang dilindungi.Kegunaan khusus sprayer sebagai berikut: Menyemprotkan insektisida untuk mencegah dan memberantas hama,

Menyemprotkan fungisida untuk mencegah dan memberantas penyakit, Menyemprotkan herbisida untuk mencegah dan memberantas gulma, Menyemprotkan pupuk cairan. Menyemprotkan cairan hormon pada tanaman untuk tujuan tertentu.

Fungsi lainnya dari nozzle adalah untuk menentukan ukuran butiran semprot (droplet size), Mengatur flow rate (angka curah), mengatur distribusi semprota, yang dipengaruhi oleh Pola semprotan, sudut semprotan, dan lebar semprotan. Sprayer memiliki tujuan untuk mampu melakukan kalibrasi serta mnentukan jumlah pelarut untuk kebutuhan budidaya tanaman tertentu.

Bagian-bagian Bagian-bagian utama sprayer secara umum meliputi nozzle, pompa, pipa penyalur, saringan, tangki cairan dan sebagian dilengkapi dengan alat pengukur tekanan serta klep pengatur semprotan. Dari bagian-bagian di atas, nozzle meruapakan bagian yang terpenting.
Nozzle adalah bagian sprayer yang menentukan karakteristik semprotan ; yaitu pengeluaran, sudut penyemprotan, lebar penutupan, pola semprotan, dan pola penyebaran yang dihasilkan. Nozzle dibuat dalam bermacam-macam disain. Setiap tipe butiran cairan yang khas dihasilkan oleh nozzle yang khas sesuai dengan kebutuhan.

Jenis-jenis sprayer untuk keperluan pertanian dikenal dengan 3 jenis sprayer, yakni knapsack
sprayer, motor sprayer, dan CDA sprayer.

1) Knapsack Sprayer
Knapsack sprayer atau dikenal dengan alat semprot punggung. Sprayer  ini paling umum digunakan oleh petani hampir di semua areal pertanian padi, sayuran, atau diperkebunan.Prinsip kerjanya adalah :Larutan dikeluarkan dari tangki akibat dari adanya tekanan udara melalui tenaga pompa yang dihasilkan oleh gerakan tangan penyemprot. Pada waktu gagang pompa digerakan, larutan keluar dari tangki menuju tabung udara sehingga tekanan di dalam tabung meningkat. Keadaan ini menyebabkan larutan pestisida dalam tangki dipaksa keluar melalui klep dan selanjutnya diarahkan oleh nozzle bidang sasaran semprot. Tekanan udara yang dihasilkan oleh pompa diusahakan konstant, yaitu sebesar 0,7 – 1,0 kg/cm2 atau 10-15 Psi. Tekanan sebesar itu diperoleh dengan cara mempompa sebanyak 8 kali. Untuk menjaga tekanan tetap stabil, pemompaan dilakukan setiap berjalan 2 langkah pompa harus digerakan sekali naik-turun. Kapasitas tangki knapsack sprayer bervariasi berkisar antara 13, 15, 18, 20 tergantung mereknya. Contoh knapsack sprayer antara lain Merek Solo, Hero, CP 5, Matabi, Berthoud, dan PB.

2) Motor Sprayer
Sprayer jenis ini mengunakan mesin sebagai tenaga penggerak pompanya yang
berfungsi untuk mengeluarkan larutan dalam tangki. Cara penggunaan motor sprayer bervariasi tergantung jenis dan mereknya, antra lain digendong di punggung, ditarik dengan kendaraan, diletakan di atas tanaH, dibawa pesawat terbang, dan sebagainya. Contoh motor sprayer adalah mist blower power sprayer, dan boom sprayer.Keuntungan dengan menggunakan motor sprayer terutama kapasitasnya sangat luas dengan waktu yang relatif singkat, dapat menembus gulma sasaran walaupun sangat lebat dan minim tenaga kerja.
Kelemahannya :
a. Harganya relatif mahal dan biaya pengoprasian serta perawatannya yang juga mahal.
b. Tidak dianjurkan pada tanaman yang masih muda karena dikhawatirkan drift merusak tanaman.
c. Motor sprayer harus dirawat secara rutin meliputi servis, penggantian suku cadang,
dll.
3) CDA Sprayer
Berbeda dengan 2 jenis sprayer sebelumnya, CDA sprayer tidak menggunakan
tekanan udara untuk menyebarkan larutan semprot ke bidang semprot sasaran, melainkan
berdasarkan gaya grafitasi dan putaran piringan.Cara kerjanya adalah: larutan mengalir dari tangki melalui selang menuju nozzle, diterima oleh putaran piringan bergerigi (spining disc), dan disebarkan ke arah bidang sasaran. Putaran piring digerakan oleh dinamo dengan sumber tenaga bater 12 volt. Putaran piringan sebesar 2.000 rpm dan butiran yang keluar seragam dengan ukuran 250 mikron. Ukuran 250 mikron merupakan ukuran optimal untuk membasahi permukaan gulma.
Berdasarkan keseragaman bentuk butiran yang dihasilkan maka alat semprot ini disebuat CDA (controlled Droplet Application). Contoh CDA sprayer antara lain: Mikron herbi 77, Samurai, dan Bikrky

Prinsip kerja hand spayer dan knapsack larutan dikeluarkan dari tangki akibat dari adanya tekanan udara melalui tenaga pompa yang dihasilkan oleh gerakan
 tangan penyemprot. Pada waktu gagang pompa digerakan, larutan keluar dari tangki menuju tabung udara sehingga tekanan di dalam tabung meningkat. Keadaan ini menyebabkan larutan pestisida dalam tangki dipaksa keluar melalui klep dan selanjutnya diarahkan oleh nozzle bidang sasaran semprot.

Tekanan udara yang dihasilkan oleh pompa diusahakan konstant, yaitu sebesar 0,7 – 1,0 kg/cm2 atau 10-15 Psi. Tekanan sebesar itu diperoleh dengan cara mempompa sebanyak 8 kali. Untuk menjaga tekanan tetap stabil, pemompaan dilakukan setiap berjalan 2 langkah pompa harus digerakan sekali naik-turun. Kapasitas tangki knapsack sprayer bervariasi berkisar antara 13, 15, 18, 20 tergantung mereknya. Contoh knapsack sprayer antara lain Merek Solo, Hero, CP 5, Matabi, Berthoud, dan PB.






V.                KESIMPULAN


Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
1.      Terdapat beberapa jenis sprayer dibedakan sprayer yang digerakkan dengan tangan dan sprayer yang menggunakan motor penggerak.
2.      Sprayer merupakan alat yang digunakan untuk pemberian pupuk cair pada tanaman.
3.      Bagian bagian utama dalam sprayer adalah tabung sprayer, nosel, dan pompa sprayer.
4.      Setelan nozzle mempengaruhi keefektifan penggunaan pestisida
5.      Knapsack maupun hand sprayer tidak akan optimal apabila tabung udara bocor






DAFTAR PUSTAKA


Deptanpang. 1977. Alat dan mesin pertanian untuk proteksi tanaman pangan.
        
Departemen Pertanian Republik Indonesia.

Djojosumarto, Panut. 2000. Teknik Aplikasi Pestisida dalam Bidang Pertanian.Kanisius: Yogyakarta


Hidayat. 2001. Strategi Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian untuk
        
Usahatani Tanaman Pangan. IPB.

Mimin. 1992. Jasa Produksi Dan Pelayanan Alat Mesin Pertanian (JP2AMP).  
        
IPB.

MiminMuhaemin, Ade Moetangad, RoniKastaman, DediPrijatna. 1992. Rancang Bangun danP engujian Sprayer Elektrostatik Piringan Berputar.Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian UNPAD.
Press, Jakarta.

Sukma,Y. danYakup, 1991. Gulma dan Teknik Pengendaliannya.Rajawali







LAMPIRAN

1.      Hand Sprayer

1.      Knapsack Sprayer
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar