PENGENALAN
ALAT PEMANEN PADI
(Laporan Praktikum Mekanisasi Pertanian)
Oleh
Dwi saputra
1514121097
Kelompok 8
LABORATORIUM
DAYA, ALAT DAN MESIN PERTANIAN
JURUSAN
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2016
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang sudah sejak dahulu
menjadikan sektor pertanian sebagai penopang perekonomian negara. Sampai saat
ini pun sektor pertanian masih tetap menyumbang devisa yang cukup besar bagi
perekonomian negara. Namun, kemajuan teknologi dalam bidang pertanian di
Indonesia tergolong lambat. Salah satu indikatornya yaitu produktivitas
pertanian yang cenderung menurun dan petani sebagai ujung tombaknya sebagian
besar berada di bawah garis kemiskinan.
Teknologi dalam pertanian adalah segala sesuatu yang dapat
memudahkan pekerjaan dan menghasilkan output yang lebih baik. Dalam hal ini
meliputi usaha tani yaitu teknik penanaman, pemupukan, pengairan, perlindungan
terhadap OPT dan pasca panen.
Pada
usaha meningkatkan produksi pertanian, salah satu aspek yang harus
ditekan serendah mungkin adalah masalah kehilangan produksi diwaktu panen. Ini
bertujuan agar dalam waktu yang cepat dapat memungut hasil yang optimum dengan
kehilangan produksi serendah mungkin dan efisiensi kerja serendah mungkin.
Alat dan mesin panen terdiri dari banyak macam dan jenisnya yang
digolongkan menurut jenis tanaman dan tenaga penggerak, juga menurut caratradisional maupun semi-mekanis sampai yang modern. Menurut jenis
tanaman, alat dan mesin panen digolongkan untuk
hasil tanaman yang
berupa biji-bijian, tebu, rumput-rumputan, kapas dan umbi-umbian.
Sedangkan untuk hasil tanaman yang berupa biji-bijian dibagi jenisnya untuk
padi, jagung, kacang-kacangan.
1.2 Tujuan
Tujuan
dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui berbagai macam mesin pasca panen padi
yang digunakan.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Kegiatan pascapanen meliputi kegiatan pemanenan, perontokan, pengangkutan,
pengeringan, penggilingan, penyimpanan, dan pemasaran. Titik kritis kehilangan
hasil terjadi pada tahapan pemanenan, penumpukan sementara hasil panenan
padi dan perontokan padi untuk
menghasilkan gabah (Sigit Nugraha, 2012).
Pemanenan padi harus menggunakan alat dan mesin yang memenuhi persyaratan
teknis, kesehatan, ekonomis dan ergo- nomis. Alat dan mesin yang digunakan
untuk memanen padi harus sesuai dengan jenis varietas padi yang akan dipanen.
Pada saat ini, alat dan mesin untuk memanen padi telah berkembang mengikuti
berkembangnya varietas baru yang dihasilkan. Alat pemanen padi telah berkembang
dari ani-ani menjadi sabit biasa kemudian menjadi sabit bergerigi dengan bahan
baja yang sangat tajam dan terakhir telah diintroduksikan reaper, stripper dan combine
harvester.
Alat pemanen padi telah berkembang dari
ani-ani menjadi sabit biasa kemudian menjadi sabit bergerigi dengan bahan baja
yang sangat tajam dan terakhir telah diintroduksikan reaper, stripper
dan combine harvester.
Cara pemanenan padi
dapat dibagi dua macam cara, yaitu cara tradisional dan cara mekanis.
a. Cara tradisional
Sabit
Sabit merupakan alat
panen manual untuk memotong padi secara cepat. Sabit terdiri 2 jenis yaitu
sabit biasa dan sabit bergerigi. Sabit
biasa/ bergerigi pada umumnya digunakan untuk memotong padi varietas unggul
baru yang berpostur pendek seperti IR-64 dan Cisadane. Penggunaan sabit
bergerigi sangat dianjur- kan karena dapat menekan kehilangan hasil sebesar 3 %
(Nugraha et al, 1990).
b. Cara modern
·
Mesin panen padi type reaper
Reaper merupakan mesin pemanen untuk memotong padi sangat cepat. Prinsip kerjanya mirip dengan cara kerja
orang panen menggunakan sabit. Mesin ini sewaktu bergerak maju akan menerjang
dan memotong tegakan tanaman dan menjatuhkan atau merobohkan tanaman tersebut
kearah samping mesin reaper dan ada pula yang mengikat tanaman yang
terpotong menjadi seperti berbentuk sapu lidi ukuran besar.
III.
METODELOGI
PRAKTIKUM
3.1 Waktu
dan Tempat
Adapun
praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 18 Oktober 2016 pukul 08.00 WIB. Tempat dilaksanakannya praktikum ini yaitu Laboratorium Daya, Alat
dan Mesin Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
3.2 Alat dan
Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Kertas.
2. Buku tulis.
3. Kamera.
3.3 Diagram Alir
Mahasiswa
berada di Laboratorium Daya, Alat dan Mesin Pertanian
|
Diberikan penjelasan oleh asisten dosen
|
Didengarkan penjelasan oleh asisten dosen
|
Dicatat penjelasan dari asisten dosen
|
Hasil
|
IV.
PEMBAHASAN
Peralatan panen adalah alat
yang dipergunakan untuk panen padi harus mempertimbangkan secara teknis,
ekonomis dan sosial. Saat
ini alat dan mesin panen padi telah mengalami perkembangan yang cukup pesat
seiring dengan makin terbatasnya tenaga kerja untuk panen di pedesaan. Alat pemanen padi ini dapat digunakan secara manual maupun secara
mekanis. Alat pemanen padi secara manual diantaranya yaitu :
a.
Ani-Ani
Ani-ani
merupakan alat panen padi yang terbuat dari bamboo diameter 10 - 20 mm, panjang
sekitar 10 cm dan pisau baja setebal 1,5 - 3 mm. Ani-ani digunakan untuk memotong
padi varietas lokal yang berpostur tinggi.
Padi yang akan diotong itu sekitar 15 – 20 cm dari malainya. Dengan menggunakan
alat ini, kehilangan gabah pada saat pemanenan berkisar 8–10% dari hasil/ha.
b.
Sabit
Sabit
merupakan alat panen manual untuk memotong padi secara cepat. Ada dua
macam sabit, yaitu sabi biasa dan sabit bergerigi. Sabit biasa digunakan pada padi yang normal sedangkan sabit
yang bergerigi digunakan untuk memeanen padi yang rapuh.
Ada beberapa macam bagian padi yang dapat dipotong
oleh sabit ini yaitu, pemotongan bagian bawah, pemotongan bagian tengah, dan
pemotongan bagian atas. Pemotongan bagian bawah dilakukan apabila perontokan
padi menggunakan gebot dan bertujuan untuk memudahkan petani dalam memegang
tangkai padinya. Sedangkan pemotongan bagian tengah dan atas
dilakukan apabila pada saat perontokan menggunakan
mesin / power thresher.
Apabila ani-ani memotong 15-20
cm dari malainya, maka sabit memotong 10-20 cm dari permukaan tanah. Gagang
sabit berdiameter sebesar 2 cm, panjangnya 15 cm, sebagkan pada sabit
bergerigi, banyaknya gerigi yaitu 12-16 gerigi dan panjang gerigi sekitar 1
inci.
Sedangkan alat pemanen padi
secara mekanis yaitu sebagai berikut :
a.
Mower
Alat ini berfungsi seperti alat pemotong rumput, yaitu
hanya memotong padi yang akan dipanen dalam bentuk tersebar.
b.
Reaper
Reaper
merupakan mesin pemanen padi yang sangat cepat. Prinsip kerjanya mirip
dengan cara kerja orang panen dengan menggunakan sabit. Mesin ini sewaktu
bergerak maju akan menerjang dan memotong tegakan tanaman dan menjatuhkan atau
merobohkan tanaman tersebut kearah samping mesin atau setelah padi dipotong maka padi tersebut akan
direbahkan ke satu arah.
c.
Binder
Alat ini memiliki fungsi kerja seperti reaper namun
padi tersebut akan dipotong dan diikat kemudian di rebahkan dalam satu arah.
d.
Combine Harvester
Mesin ini merupakan kombinasi dari
tiga operasi yang berbeda, yaitu menuai, merontokkan, dan menampi/ dikemas, dijadikan satu
rangkaian operasi. Mesin ini
biasanya sering digunakan pada lading gandum. Jadi dengan mesinin ini para
petani tidak harus susah-susah untuk emisahkan bulir padinya dengan batang
padi, selain itu alat ini juga menghemat tenaga kerja dan waktu yang digunakan.
Biasanya alat-alat diatas
digunakan pada saat panen, dan ada beberapa cara yang
dapat menandakan bahwa padi
tersebut siap dipanen yaitu dengan cara visual dan cara teoritis.
a.
Cara Visual
Dapat dilihat dari warnaya, apabila siap dipanen maka
padi akan berwarna kekuningan sekitar 90 -95 %.
b.
Cara Teoritis
Dilihat dari keluarnya malay sekitar 30-35 hari /
130-135 hari setelah tanam dan dapat juga dilihat dari kadar airnya, apabila
musim hujan kadar air pada tanaman
sekitar 22-23 % sedangkan pada saat musim kemarau kadar airnya mencapai 24-26%.
V.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat
diambil dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1.
Alat pemanen padi
ini ada yang menggunakan cara manual dan cara mekanis.
2.
Alat pemanen padi
secara manual yaitu Ani-Ani dan Sabit.
3.
Alat pemanen padi
secara mekanis yaitu Mower, Reaper, Binder, dan Combine Harvester.
4.
Pemotongan padi
dilakukan 15-20 cm dari malai menggunakan ani-ani.
5.
Pemotongan
dilakukan 10-20 cm dari permukaan tanah menggunakan sabit.
DAFTAR PUSTAKA
Nugraha, S, Setyono A, Thahir R. 1990. Studi optimasi sistem
pemanenan padi untuk mengurangi
Kehilangan hasil. Laporan Hasil Penelitian Sukamandi; Balai Penelitian Sukamandi. Jakarta.
Nugraha, S. 2012. Evaluasi mutu fisik gabah dan beras selama pengeringan
dalam instore drying dengan perbedaan ketebalan tumpukan gabah. Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Padi Nasional. Balai Penelitian Sukamandi. Jakarta.
dalam instore drying dengan perbedaan ketebalan tumpukan gabah. Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Padi Nasional. Balai Penelitian Sukamandi. Jakarta.
LAMPIRAN
Gambar 1. Ani – Ani Gambar
2. Sabit Biasa
Gambar 3. Sabit Bergerigi Gambar
4. Mower
Gambar 5. Reaper
Tidak ada komentar:
Posting Komentar