Senin, 21 November 2016

pengenalan irigasi






PeNGENALAN irigasi
(Laporan Praktikum Mekanisasi Pertanian)







Oleh

Dwi Saputa
1514121097
Kelompok 8





logo-unila-bw.jpg




JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016




I.                   PENDAHULUAN


1.1       Latar Belakang

Sejak Indonesia tidak mampu lagi mencapai swasembada pangan, berbagai perubahan kebijakan terus dilakukan pemerintah dalam pengelolaan irigasi. Alasan utama yang muncul perubahan kebijakan tersebut adalah keterbatasan anggaran yang dimiliki oleh pemerintah. Namun jika dikaji lebih dalam, perubahan tersebut juga tidak terlepas perubahan model kebijakan irigasi pada tingkatan internasional. Dominasi pemerintah dalam pembangunan irigasi pada masa revolusi hijau dipandang sebagai penyebab utama kegagalan pembangunan irigasi termasuk di Indonesia. Salah satu dari kegagalan tersebut adalah ekspansi besar-besaran daerah irigasi tidak diimbangi dengan ketersediaan dana untuk melakukan operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi. Dengan demikian pemindahan tanggung jawab operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi dari pemerintah kepada petani (P3A) dipandang sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan sektor irigasi. Konsep inilah yang sebenarnya  diadopsi oleh pemerintah Indonesia di sektor irigasi atau yang lebih dikenal sebagai Irrigation Management Transfer  (IMT), yang menempatkan P3A sebagai aktor utama dalam operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi.

Salah satu prasyarat yang dibutuhkan untuk menjalankan IMT ini adalah hak guna air (water use rights). Bank Dunia sendiri mendefinisikan hak-hak irigasi dalam tiga kategori yaitu management kontrol, fasilitas fisik dan air. Khusus hak atas air  (water rights) irigasi adalah seberapa banyak air yang dapat diberikan kepada petani untuk menjamin kecukupan air bagi lahan petani anggota P3A lainnya. Pada intinya IMT mendorong adanya transfer  otoritas pengambilan keputusan dalam pengelolaan irigasi kepada P3A.

Dari uraian diatas hal menjadi topik adalah perlunya pengaturan air untuk tanaman agar dapat maksimal dan efifien dalam pemanfaatannya, dan salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan membangun irigasi. Namun apakah arti irigasi tersebut sebenarnya? serta apakah manfaat dari irigasi tersebut apabila ditinjau secara langsung maupun tidak langsung? untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita akan mempelajarinya satu – persatu


1.2.            Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari dilakukannya percobaan ini adalah:
1.      Mahasiswa dapat mengetahui macam – macam irigasi berdasarkan penjelasan asisten
2.               Mahasiswa dapat mengetahui fungsi irigasi
3.      Mahasiswa dapat mengetahui bagian – bagian dari irigasi







II.                TINJAUAN PUSTAKA


Saluran irigasi teknis dibangun ditunjukkan dengan adanya sekat sebagai saluran tempat mengalirnta air. Untuk mengatur volume dan kecepatan air, saluran harus dibagi-bagi. Adanya kotoran dan sampah yang tertimbun juga dapat mengganggu aliran air. Saluran air juga dapat membendung jika terjadi banjir sewaktu-waktu (Wirawan,1991).
Analisis kebutuhan air irigasi merupakan salah satu tahap penting yang diperlukan dalam perencanaan dan pengelolaan sistern irigasi. Kebutuhan air tanaman didefinisikan sebagai jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman pada suatu periode untuk dapat tumbuh dan produksi secara normal. Kebutuhan air nyata untuk areal usaha pertanian meliputi evapotranspirasi (ET), sejumlah air yang dibutuhkan untuk pengoperasian secara khusus seperti penyiapan lahan dan penggantian air, serta kehilangan selama pemakaian. (Sudjarwadi 1990).
Irigasi  adalah  pemberian  air  kepada  tanah  untuk  menunjang  curah  hujan yang    tidak    cukup    agar    tersedia    lengas    bagi    pertumbuhan    tanaman. (Linsley,Franzini,1992)
Secara  umum  pengertian  irigasi  adalah penggunaan  air  pada  tanah  untuk keperluan   penyediaan   cairan   yang   dibutuhkan   untuk   pertumbuhan   tanam-tanaman.(Hansen,dkk, 1990)
Irigasi adalah Upaya pemberian air dalam bentuk lengas (kelembaban) tanah sebanyak keperluan untuk tumbuh dan berkembang bagi tanaman (Najiyati : 2007). Pengertian lain dari irigasi adalah penambahan kekurangan kadar air tanah secara buatan yakni dengan memberikan air secara sistematis pada tanah yang diolah. Kebutuhan air irigasi untuk pertumbuhan tergantung pada banyaknya atau tingkat pemakaian dan efiensi jaringan irigasi yang ada Kartasaputra (2009: 45).
Jaringan irigasi merupakan prasarana irigasi yang terdiri atas bangunan dan saluran air beserta perlengkapnya. Sistem jaringan irigasi dapat dibedakan antara jaringan irigasi utama dan jaringan irigasi tersier. aringan irigasi utama meliputi bangunan – bangunan utama yang dilengkapi dengan saluran pembawa, saluran pembuang. dan banguanpengukur. Jaringan irigasi tersier merupakan jaringan irigasi di petaktersier, beserta bangunan pelengkap lainnya yang terdapat di petak tersier Kartasapoetra (2009: 30 – 31).







III.             METODOLOGI PERCOBAAN


3.1    Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakukam pada hari selasa, 03 september 2016, pukul 08.00 – 10.00 WIB, bertempat di Laboratorium Daya dan Alat  Mesin Pertanian (DAMP), Jurusan Teknik Pertanian Universitas Lampung.


3.2    Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis, papan tulis, dan alat peraga irigasi.


3.3    Prosedur Percobaan
Berikut adalah diagram alir prosedur percobaan
 

 




IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN


Irigasi dalam pelaksaannya memiliki banyak jenis. Secara lebih rinci, berikut adalah penjelasan dari beberapa di antara jenis jenis irigasi :
Irigasi Permukaan
 Irigasi macam ini umumnya dianggap sebagai irigasi paling kuno di Indonesia. Tekniknya adalah dengan mengambil air dari sumbernya, biasanya sungai, menggunakan bangunan berupa bendungan atau pengambilan bebas. Air kemudian disalurkan ke lahan pertanian menggunakan pipa atau selang memanfaatkan daya gravitasi, sehingga tanah yang lebih tinggi akan terlebih dahulu mendapat asupan air. Penyaluran air yang demikian terjadi secara teratur dalam ‘jadwal’ dan volume yang telah ditentukan.
Irigasi Bawah Permukaan
Seperti namanya, jenis irigasi ini menerapkan sistem pengairan bawah pada lapisan tanah untuk meresapkan air ke dalam tanah di bawah daerah akar menggunakan pipa bawah tanah atau saluran terbuka. Digerakkan oleh gaya kapiler, lengas tanah berpindah menuju daerah akar sehingga dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Dengan demikian, irigasi jenis ini menyasar bagian akar dengan memberinya asupan nutrisi sehingga dapat disalurkan ke bagian lain tumbuhan dan dapat memaksimalkan fungsi akar menopang tumbuhan.
Irigasi dengan Pancaran
Dibanding dua irigasi sebelumnya, irigasi ini terbilang lebih modern karena memang baru dikembangkan belakangan. Caranya adalah dengan menyalurkan air dari sumbernya ke daerah sasaran menggunakan pipa. Di lahan yang menjadi sasaran, ujung pipa disumbat menggunakan tekanan khusus dari alat pencurah sehingga muncul pancaran air layaknya hujan yang pertama kali membasahi bagian atas tumbuhan kemudian bagian bawah dan barulah bagian di dalam tanah.
 Irigasi Pompa Air
Irigasi ini menggunakan tenaga mesin untuk mengalirkan berbagai jenis jenis air dari sumber air, biasanya sumur, ke lahan pertanian menggunakan pipa atau saluran. Jika sumber air yang digunakan dalam jenis ini bisa diandalkan, artinya tidak surut pada musim kemarau, maka kebutuhan air pada musim kemarau bisa di-backup dengan jenis irigasi ini.
 Irigasi Lokal
Irigasi lokal melakukan kerja distribusi air menggunakan pipanisasi atau pipa yang dipasang di suatu area tertentu sehingga air hanya akan mengalir di area tersebut saja. Seperti halnya jenis irigasi permukaan, irigasi lokal menggunakan prinsip gravitasi sehingga lahan yang lebih tinggi terlebih dahulu mendapat air.
 Irigasi dengan Ember atau Timba
Irigasi jenis ini dilakukan dengan tenaga manusia, yakni para petani yang mengairi lahannya dengan menggunakan ember atau timba. Mereka mengangkut air dari sumber air dengan ember atau timba kemudian menyiramnya secara manual pada lahan pertanian yang mereka tanami. Seperti yang bisa dibayangkan, jenis ini kurang efektif karena memakan banyak tenaga serta menghabiskan waktu yang lama. Namun demikian, jenis yang demikian masih menjadi pilihan sebagian petani utamanya petani di pedesaan yang tidak memiliki cukup modal untuk membeli pompa air atau alat irigasi yang lebih efektif.
Irigasi Tetes
Jenis irigasi tetes menjalankan tugas distribusi air ke lahan pertanian menggunakan selang atau pipa yang berlubang dan diatur dengan tekanan tertentu. Dengan pengaturan yang demikian, air akan muncul dari pipa berbentuk tetesan dan langsung pada bagian akar tanaman. Teknik yang demikian dimaksudkan agar air langsung menuju ke akar sehingga tidak perlu membasahi lahan dan mencegah terbuangnya air karena penguapan yang berlebih. Kelebihan irigasi jenis ini di antaranya adalah efisiensi dan penghematan air, menghindari akibat penguapan dan inflitrasi serta sangat cocok untuk tanaman di masa-masa awal pertumbuhannya karena dapat memaksimalkan fungsi hara bagi tanaman. Selain itu, jenis ini juga mempercepat proses penyesuaian bibit dengan tanah sehingga dapat menyuburkan tanaman dan menunjang keberhasilan proses penanamannya.

Secara lebih terperinci, berikut adalah fungsi irigasi terhadap pertanian :
·         Sebagai simpanan supply air jika suatu saat terjadi kekeringan akibat kemarau panjang sehingga tanaman pertanian bisa tetap ditanam dan dipanen. Irigasi di sini sekaligus juga mengatur ‘jadwal’ dan ‘porsi’ pembasahan tanah sehingga dalam musim apapun, lahan pertanian bisa dialiri air dan tanaman bisa tumbuh
·         Memenuhi kebutuhan air pada tanaman pertanian
·         Mengalirkan air yang memuat zat lumpur serta zat hara penyubur tanaman untuk menyuburkan tanah yang menjadi lahan pertanian sehingga tanah siap ditanami dan menghasilkan tumbuhan yang juga subur dan baik.
·         Mengalirkan air yang akan berfungsi mengendapkan kotoran atau limbah di dalam tanah ke dalam lapisan bawah (saluran drainase) sehingga tidak mengganggu proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan menghindari terjadinya erosi tanah. Kotoran atau limbah tersebut akan mengalami proses penjernihan baik secara alamiah atau teknis.
·         Mengendapkan zat-zat garam dari permukaan tanah ke tanah lapisan bawah sehingga di permukaan, kadar garam akan menurun. Menurunnya kadar garam ini adalah salah satu faktor yang mendukung suksesnya pertanian.
·         Menyiapkan tanah untuk mengalami proses pengolahan dengan terlebih dahulu melunakkannya. Lunaknya tanah akan mempermudah proses pengolahan karena tanah yang keras akan sulit diolah semisal dicangkul atau dibajak.
·         Meninggikan tanah yang posisinya rendah. Lumpur yang terkandung dalam air irigasi dapat memungkinkan hal ini terjadi sehingga sehingga tanah yang potensial untuk pertanian dapat digunakan lebih maksimal
·         Menurunkan suhu dalam tanah sehingga kondusif untuk pertanian
·         Mengurangi kemungkinan kerusakan tanah yang diakibatkan oleh frost
Manfaat Irigasi
Begitu banyak manfaat irigasi yang memberikan manfaat bagi kehidupan makhluk hidup yang hidup di bumi yang akan memberikan keuntungan bagi makhluk hidup terutama pada para petani.






V.                KESIMPULAN


Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
1.      Irigasi terdir atas beberapa bagian diantaranya jaringan bendungan primer, jaringan bendungan tersier, jaringan bendungan sekunder, box bagi, sadap, dan bangunan penghancur energi.
2.      Irigasi terbagi menjadi tiga jenis yaitu irigasi permukan, irigasi curah, dan irigasi dalam permukaan
3.      Irigasi berfungsi untuk menyalurkan air dari bendungan ke lahan pertanian..


4.       



DAFTAR PUSTAKA


Hansen, Vaughn. 1986. “ Dasar-dasar dan Praktek Irigasi“. Erlangga.
Jakarta.
Kanisius. 1990, “ Budidaya Tanaman padi ”. PT AAK. Yogyakarta.
Kartasapoetra, A.G. 1991. “ Tehnologi Pengairan Pertanian Irigasi “. Bumi
Aksara. Jakarta
linsley, Franzini .1992. “ Sistem Penyaluran Air dalam Dampak Petunjuk
Mengairi Tanaman “. Penebar Swadaya. Jakarta
Sudjarwadi, 1990. Teori dan Praktek Irigasi. Pusat Antar Universitas Ilmu
Teknik, UGM. Yogyakarta
















LAMPIRAN

           


















Gambar 1. Irigasi sprinkler

Gambar 2. Irigasi surface

Tidak ada komentar:

Posting Komentar