PeNGENALAN irigasi
(Laporan Praktikum Mekanisasi
Pertanian)
Oleh
Dwi Saputa
1514121097
Kelompok 8
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2016
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak Indonesia tidak mampu lagi mencapai swasembada pangan,
berbagai perubahan kebijakan terus dilakukan pemerintah dalam pengelolaan
irigasi. Alasan utama yang muncul perubahan kebijakan tersebut adalah
keterbatasan anggaran yang dimiliki oleh pemerintah. Namun jika dikaji lebih
dalam, perubahan tersebut juga tidak terlepas perubahan model kebijakan irigasi
pada tingkatan internasional. Dominasi pemerintah dalam pembangunan irigasi
pada masa revolusi hijau dipandang sebagai penyebab utama kegagalan pembangunan
irigasi termasuk di Indonesia. Salah satu dari kegagalan tersebut adalah
ekspansi besar-besaran daerah irigasi tidak diimbangi dengan ketersediaan dana
untuk melakukan operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi. Dengan demikian
pemindahan tanggung jawab operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi dari
pemerintah kepada petani (P3A) dipandang sebagai solusi atas permasalahan yang
dihadapi dalam pembangunan sektor irigasi. Konsep inilah yang sebenarnya
diadopsi oleh pemerintah Indonesia di sektor irigasi atau yang lebih dikenal
sebagai Irrigation Management Transfer (IMT), yang menempatkan P3A
sebagai aktor utama dalam operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi.
Salah satu prasyarat yang dibutuhkan untuk menjalankan IMT ini
adalah hak guna air (water use rights). Bank Dunia sendiri mendefinisikan
hak-hak irigasi dalam tiga kategori yaitu management kontrol, fasilitas fisik
dan air. Khusus hak atas air (water rights) irigasi adalah seberapa
banyak air yang dapat diberikan kepada petani untuk menjamin kecukupan air bagi
lahan petani anggota P3A lainnya. Pada intinya IMT mendorong adanya
transfer otoritas pengambilan keputusan dalam pengelolaan irigasi kepada
P3A.
Dari uraian diatas hal menjadi topik adalah perlunya
pengaturan air untuk tanaman agar dapat maksimal dan efifien dalam
pemanfaatannya, dan salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan membangun
irigasi. Namun apakah arti irigasi tersebut sebenarnya? serta apakah manfaat
dari irigasi tersebut apabila ditinjau secara langsung maupun tidak langsung?
untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita akan mempelajarinya satu – persatu
1.2.
Tujuan Percobaan
Adapun tujuan
dari dilakukannya percobaan ini adalah:
1.
Mahasiswa
dapat mengetahui macam – macam irigasi berdasarkan penjelasan asisten
2.
Mahasiswa
dapat mengetahui fungsi irigasi
3.
Mahasiswa
dapat mengetahui bagian – bagian dari irigasi
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Saluran irigasi teknis
dibangun ditunjukkan dengan adanya sekat sebagai saluran tempat mengalirnta
air. Untuk mengatur volume dan kecepatan air, saluran harus dibagi-bagi. Adanya
kotoran dan sampah yang tertimbun juga dapat mengganggu aliran air. Saluran air
juga dapat membendung jika terjadi banjir sewaktu-waktu (Wirawan,1991).
Analisis kebutuhan air
irigasi merupakan salah satu tahap penting yang diperlukan dalam perencanaan
dan pengelolaan sistern irigasi. Kebutuhan air tanaman didefinisikan sebagai
jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman pada suatu periode untuk dapat tumbuh
dan produksi secara normal. Kebutuhan air nyata untuk areal usaha pertanian
meliputi evapotranspirasi (ET), sejumlah air yang dibutuhkan untuk
pengoperasian secara khusus seperti penyiapan lahan dan penggantian air, serta
kehilangan selama pemakaian. (Sudjarwadi 1990).
Irigasi adalah
pemberian air kepada
tanah untuk menunjang
curah hujan yang tidak
cukup agar tersedia
lengas bagi pertumbuhan tanaman. (Linsley,Franzini,1992)
Secara umum
pengertian irigasi adalah penggunaan air
pada tanah untuk keperluan penyediaan
cairan yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan tanam-tanaman.(Hansen,dkk, 1990)
Irigasi
adalah Upaya pemberian air dalam bentuk lengas (kelembaban) tanah sebanyak
keperluan untuk tumbuh dan berkembang bagi tanaman (Najiyati : 2007).
Pengertian lain dari irigasi adalah penambahan kekurangan kadar air tanah
secara buatan yakni dengan memberikan air secara sistematis pada tanah yang
diolah. Kebutuhan air irigasi untuk pertumbuhan tergantung pada banyaknya atau
tingkat pemakaian dan efiensi jaringan irigasi yang ada Kartasaputra (2009:
45).
Jaringan
irigasi merupakan prasarana irigasi yang terdiri atas bangunan dan saluran air
beserta perlengkapnya. Sistem jaringan irigasi dapat dibedakan antara jaringan
irigasi utama dan jaringan irigasi tersier. aringan irigasi utama meliputi
bangunan – bangunan utama yang dilengkapi dengan saluran pembawa, saluran
pembuang. dan banguanpengukur. Jaringan irigasi tersier merupakan jaringan
irigasi di petaktersier, beserta bangunan pelengkap lainnya yang terdapat di
petak tersier Kartasapoetra (2009: 30 – 31).
III.
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Waktu
dan Tempat
Praktikum
ini dilakukam pada hari selasa, 03 september 2016, pukul 08.00 – 10.00 WIB,
bertempat di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian (DAMP), Jurusan Teknik
Pertanian Universitas Lampung.
3.2 Alat
dan Bahan
Adapun
alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis, papan
tulis, dan alat peraga irigasi.
3.3 Prosedur
Percobaan
Berikut adalah diagram alir prosedur percobaan
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Irigasi dalam
pelaksaannya memiliki banyak jenis. Secara lebih rinci, berikut adalah
penjelasan dari beberapa di antara jenis jenis irigasi :
Irigasi
Permukaan
Irigasi macam ini umumnya dianggap sebagai irigasi paling kuno di
Indonesia. Tekniknya adalah dengan mengambil air dari sumbernya, biasanya
sungai, menggunakan bangunan berupa bendungan atau pengambilan bebas. Air
kemudian disalurkan ke lahan pertanian menggunakan pipa atau selang
memanfaatkan daya gravitasi, sehingga tanah yang lebih tinggi akan terlebih
dahulu mendapat asupan air. Penyaluran air yang demikian terjadi secara teratur
dalam ‘jadwal’ dan volume yang telah ditentukan.
Irigasi
Bawah Permukaan
Seperti namanya,
jenis irigasi ini menerapkan sistem pengairan bawah pada lapisan tanah
untuk meresapkan air ke dalam tanah di bawah daerah akar menggunakan pipa bawah
tanah atau saluran terbuka. Digerakkan oleh gaya kapiler, lengas tanah
berpindah menuju daerah akar sehingga dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Dengan
demikian, irigasi jenis ini menyasar bagian akar dengan memberinya asupan
nutrisi sehingga dapat disalurkan ke bagian lain tumbuhan dan dapat
memaksimalkan fungsi akar menopang tumbuhan.
Irigasi
dengan Pancaran
Dibanding dua
irigasi sebelumnya, irigasi ini terbilang lebih modern karena memang baru
dikembangkan belakangan. Caranya adalah dengan menyalurkan air dari sumbernya
ke daerah sasaran menggunakan pipa. Di lahan yang menjadi sasaran, ujung pipa
disumbat menggunakan tekanan khusus dari alat pencurah sehingga muncul pancaran
air layaknya hujan yang pertama kali membasahi bagian atas tumbuhan kemudian
bagian bawah dan barulah bagian di dalam tanah.
Irigasi Pompa Air
Irigasi ini
menggunakan tenaga mesin untuk mengalirkan berbagai jenis jenis
air dari sumber air, biasanya sumur, ke lahan pertanian menggunakan pipa
atau saluran. Jika sumber air yang digunakan dalam jenis ini bisa diandalkan,
artinya tidak surut pada musim kemarau, maka kebutuhan air pada musim kemarau
bisa di-backup dengan jenis irigasi ini.
Irigasi Lokal
Irigasi lokal
melakukan kerja distribusi air menggunakan pipanisasi atau pipa yang dipasang
di suatu area tertentu sehingga air hanya akan mengalir di area tersebut saja.
Seperti halnya jenis irigasi permukaan, irigasi lokal menggunakan prinsip
gravitasi sehingga lahan yang lebih tinggi terlebih dahulu mendapat air.
Irigasi dengan Ember atau Timba
Irigasi jenis ini
dilakukan dengan tenaga manusia, yakni para petani yang mengairi lahannya
dengan menggunakan ember atau timba. Mereka mengangkut air dari sumber air
dengan ember atau timba kemudian menyiramnya secara manual pada lahan pertanian
yang mereka tanami. Seperti yang bisa dibayangkan, jenis ini kurang efektif
karena memakan banyak tenaga serta menghabiskan waktu yang lama. Namun
demikian, jenis yang demikian masih menjadi pilihan sebagian petani utamanya
petani di pedesaan yang tidak memiliki cukup modal untuk membeli pompa air atau
alat irigasi yang lebih efektif.
Irigasi
Tetes
Jenis irigasi tetes menjalankan tugas distribusi air ke lahan pertanian
menggunakan selang atau pipa yang berlubang dan diatur dengan tekanan tertentu.
Dengan pengaturan yang demikian, air akan muncul dari pipa berbentuk tetesan
dan langsung pada bagian akar tanaman. Teknik yang demikian dimaksudkan agar
air langsung menuju ke akar sehingga tidak perlu membasahi lahan dan mencegah
terbuangnya air karena penguapan yang berlebih. Kelebihan irigasi jenis
ini di antaranya adalah efisiensi dan penghematan air, menghindari akibat
penguapan dan inflitrasi serta sangat cocok untuk tanaman di masa-masa awal
pertumbuhannya karena dapat memaksimalkan fungsi hara bagi tanaman. Selain itu,
jenis ini juga mempercepat proses penyesuaian bibit dengan tanah sehingga dapat
menyuburkan tanaman dan menunjang keberhasilan proses penanamannya.
Secara lebih terperinci, berikut adalah fungsi irigasi terhadap
pertanian :
·
Sebagai simpanan supply air jika suatu saat terjadi
kekeringan akibat kemarau panjang sehingga tanaman pertanian bisa tetap ditanam
dan dipanen. Irigasi di sini sekaligus juga mengatur ‘jadwal’ dan ‘porsi’
pembasahan tanah sehingga dalam musim apapun, lahan pertanian bisa dialiri air
dan tanaman bisa tumbuh
·
Memenuhi kebutuhan air pada tanaman pertanian
·
Mengalirkan air yang memuat zat lumpur serta zat hara
penyubur tanaman untuk menyuburkan tanah yang menjadi lahan pertanian sehingga
tanah siap ditanami dan menghasilkan tumbuhan yang juga subur dan baik.
·
Mengalirkan air yang akan berfungsi mengendapkan
kotoran atau limbah di dalam tanah ke dalam lapisan bawah (saluran drainase)
sehingga tidak mengganggu proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan
menghindari terjadinya erosi tanah. Kotoran
atau limbah tersebut akan mengalami proses penjernihan baik secara alamiah atau
teknis.
·
Mengendapkan zat-zat garam dari permukaan tanah ke
tanah lapisan bawah sehingga di permukaan, kadar garam akan menurun. Menurunnya
kadar garam ini adalah salah satu faktor yang mendukung suksesnya pertanian.
·
Menyiapkan tanah untuk mengalami proses pengolahan
dengan terlebih dahulu melunakkannya. Lunaknya tanah akan mempermudah proses
pengolahan karena tanah yang keras akan sulit diolah semisal dicangkul atau
dibajak.
·
Meninggikan tanah yang posisinya rendah. Lumpur yang
terkandung dalam air irigasi dapat memungkinkan hal ini terjadi sehingga
sehingga tanah yang potensial untuk pertanian dapat digunakan lebih maksimal
·
Menurunkan suhu dalam tanah sehingga kondusif untuk
pertanian
·
Mengurangi kemungkinan kerusakan tanah yang
diakibatkan oleh frost
Manfaat Irigasi
Begitu banyak manfaat irigasi yang memberikan manfaat bagi kehidupan
makhluk hidup yang hidup di bumi yang akan memberikan keuntungan bagi makhluk
hidup terutama pada para petani.
V.
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan
yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
1.
Irigasi
terdir atas beberapa bagian diantaranya jaringan bendungan primer, jaringan bendungan
tersier, jaringan bendungan sekunder, box bagi, sadap, dan bangunan penghancur
energi.
2.
Irigasi
terbagi menjadi tiga jenis yaitu irigasi permukan, irigasi curah, dan irigasi
dalam permukaan
3.
Irigasi
berfungsi untuk menyalurkan air dari bendungan ke lahan pertanian..
4.
DAFTAR PUSTAKA
Hansen,
Vaughn. 1986. “ Dasar-dasar dan
Praktek Irigasi“. Erlangga.
Jakarta.
Kanisius.
1990, “ Budidaya Tanaman padi
”. PT AAK. Yogyakarta.
Kartasapoetra, A.G. 1991. “ Tehnologi Pengairan
Pertanian Irigasi “. Bumi
Aksara. Jakarta
linsley, Franzini
.1992. “ Sistem Penyaluran Air dalam
Dampak Petunjuk
Mengairi
Tanaman “. Penebar Swadaya. Jakarta
Sudjarwadi,
1990. Teori dan Praktek Irigasi.
Pusat Antar Universitas Ilmu
Teknik, UGM. Yogyakarta
LAMPIRAN
Gambar
1. Irigasi sprinkler
Gambar
2. Irigasi surface
Tidak ada komentar:
Posting Komentar